Di zaman teknologi informasi ini, tak jarang kita menemui beberapa istilah yang masih baru didengar bagi sebagian orang awam. New Media misalnya. Dari beberapa sumber yang saya dapat, New Media adalah istilah yang muncul di akhir abad ke-20, new media mencakup penggabungan dari media tradisional seperti film, gambar, musik, yang diucapkan dan ditulis dengan interaktif dan komunikasif terhadap teknologi komputer dengan menggunakan internet. New Media memungkinan akses on-demand untuk konten kapan saja, di mana saja, pada setiap perangkat digital, serta umpan balik pengguna interaktif, partisipasi kreatif dari konsumen media. Apa yang membedakan antara new media dan media tradisional bukan dari digitalisasi konten media ke bit, tetapi kehidupan yang dinamis dari “new media” dan hubungan interaktif dengan konsumen media. Inti sesungguhnya dari New Media adalah “demokratisasi” dari, penerbitan penciptaan distribusi, dan konsumsi isi media selain itu dengan konsumen media yang dapat berinteraksi yang memungkinkan komunikasi dua arah. Sementara digital media merupakan kecenderungan kepada kebebasan teknologi itu sendiri sebagai karakteristik sebuah medium, atau merefleksikan teknologi digital.
Perkembangan media baru sebenarnya mengarah kepada sebuah perubahan dalam proses produksi media, distribusi dan penggunaan. Media baru tidak terlepas dari key term seperti digitality, interactivity, hypertextuality, dispersal dan virtuality. Dalam konsep digitality semua proses media digital diubah (disimpan) ke dalam bilangan, sehingga keluarannya (out put) dalam bentuk sumber online, digital disk, atau memory drives yang akan diubah dan diterima dalam layar monitor atau dalam bentuk ‘hard copy’. Konsep Interactivity mengarah kepada adanya kesempatan dimana teks dalam media baru mampu memberikan users untuk ‘write back into the text’. Sedangkan konsep dispersal media baru lebih kepada proses produksi dan distribusi media menjadi decentralised dan mengandalkan keaktifan individu (highly individuated). Batasan new media sering disamakan dengan digital media, yang seharusnya new media lebih pada konteks dan konsep budaya kontemporer dari parktik media daripada seperangkat teknologi itu sendiri (medium).
Misalnya pada 13 Agustus 2008 yang lalu, Indonesia telah menapak ke pintu teknologi penyiaran televisi digital. Peristiwa itu berupa soft launching siaran TV digital2 oleh TVRI. Teknologi TV digital dipilih karena punya banyak kelebihan dibandingkan dengan analog. Teknologi ini punya ketahanan terhadap efek interferensi, derau dan fading, serta kemudahannya untuk dilakukan proses perbaikan (recovery) terhadap sinyal yang rusak akibat proses pengiriman/transmisi sinyal. Kemudian, TV digital menyajikan gambar dan suara yang jauh lebih stabil dan resolusi lebih tajam ketimbang analog serta ketahanan terhadap perubahan lingkungan yang terjadi karena pergerakan pesawat penerima (untuk penerimaan mobile), misalnya di kendaraan yang bergerak, sehingga tidak terjadi gambar bergoyang atau berubah-ubah kualitasnya seperti pada TV analog.
The New Media Reader disunting oleh Wardrip-Fruin dan Montfort mendefinisikan New Media menjadi delapan bagian secara proposisi sederhana:
1. New Media vs cyberculture – cyberculture adalah studi tentang berbagai fenomena sosial yang berkaitan dengan komunikasi dan jaringan internet (blog, online multi-player gaming), sedangkan New Media lebih berkaitan dengan objek budaya dan paradigma (digital untuk televisi analog, iPhone ).
2. New Media sebagai Teknologi Komputer Digunakan sebagai Distribusi Platform
Istilah “new media” tidak akan “baru” lagi, karena sebagai bentuk budaya yang sebagian besar akan didistribusikan melalui komputer.
3. New Media sebagai Data Digital yang Dikendalikan oleh Software
4. New Media sebagai Mix Budaya Antara Konvensi dan Konvensi Perangkat Lunak
5. New Media sebagai Estetika yang menemani Tahap Awal Komunikasi Teknologi
6. New Media sebagai Pelaksanaan Eksekusi Algoritma yang sebelumnya secara manual atau melalui Technologi lain
7. New Media sebagai Encoding dari Avant-Garde Modernisme, New Media sebagai Bank Jasa
8. New Media sebagai Artikulasi Paralel Gagasan serupa di Pasca-Perang Dunia II Seni dan Komputasi Modern
Contoh lain yang berhubungan dengan New Media adalah Telematika, yang merupakan singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika. Dari hasil pencarian makna telematika merupakan adopsi dari bahasa Prancis yang sebenarnya adalah “TELEMATIQUE” yang kurang lebih diartikan sebagai bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Para praktisi mengatakan bahwa TELEMATIC merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari “TELECOMMUNICATION and INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital.
Istilah telematika sering dipakai untuk beberapa macam bidang, sebagai contoh adalah:
- Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology). Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman, penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan telekomunikasi.
- Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication technology).
- Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas (road vehicles danvehicle telematics).
0 comments:
Post a Comment